pencarian

Minggu, 21 November 2010

RENUNGAN : Lelaki Gunung dan Perempuan Laut

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warhmatullahi wabarktuh
==========================

Ia mendesah. Beberapa kali menahan nafas. Kadang matanya berkedip menahan desiran angin yang berhembus kencang menabrak wajahnya. Tatkala ia menatap ombak-ombak dihadapannya. Tangan kanannya menggenggam Canon EOS 50 D. Kamera kesayangannya yang selalu menemani ketika berburu sunyi. Mencari ribuan obyek mata hati, mencari makna hidup yang kian kabur dan bias.

Di pantai ini, keberadaannya tidaklah sendiri. Ada orang lain dibelakangnya. Jika ia berdiri sembari menatap gulungan ombak yang menari-nari, yang dibelakangnya justru duduk di pasir. Kedua tangannya sesekali harus menutup wajahnya, agar terhindar dari sapuan butiran pasir yang beterbangan.

Kadang kala, ia membetulkan jilbab biru lautnya agar tidak bergerak. Sebab, hanya dibagian dadalah, terpasang pin cantik bertuliskan namanya. Sedangkan bagian belakang dibiarkan bebas. Membuat ujung jilbab berkibar, digerakkan angin liar dari arah laut. Perempuan itu, masih takjub memandang laki-laki didepannya. Sudah lama ia menunggu pertemuan ini. Sekian detik, sekian menit, sekian jam, sekian hari, bahkan tahun telah menguras energi berpikirnya. Kadang hatinya meronta, dan berteriak ingin menjerit sekeras-kerasnya.

Di pantai. Ya, ingin sekali dirinya mengeluarkan beban sekian tahun disini. Dengan teriakan dan jeritan khas perempuan. Sepuasnya. Tapi hal itu tidak dilakukannya. Ia tahu, suara perempuan adalah aurat bagi laki-laki. Termasuk yang didepannya. Dimana, dirinya sekian lama memanggilnya penuh cinta. Dengan menyebut dia : Kakak.

“Dek, kita semakin tua. Beberapa kerabat kita bahkan ada yang sudah pergi mendahului. Mungkin, kakak juga akan menyusulnya. Entah bagaimana caranya....” lelaki itu mendesah. Tak mampu menyelesaikan kalimatnya.

“Kak, lama adek menunggumu. Salahkah diri ini jika jujur padamu? Sekian tahun didera kerinduan. Tak pernah melihatmu. Hanya kabar-kabar biasa. Potret usang yang engkau kirimkan, dimana sajakmu selalu menyertai. Selalu aku simpan. Menjadi penguat hati. Menjadi embun sejuk pagi hari.”
Detak jantung perempuan itu bergetar hebat. Bahkan debur ombak di pantai pun tak mampu menutupi hawa kepedihan di hatinya. Ia merasa sesak usai mengatakan itu. Berharap, laki-laki yang sekian lama menjadi kakaknya mengakui sesuatu. Menyatakan apa yang ia inginkan.

Laki-laki itu menoleh ke belakang sebentar. Tak mungkin memandang paras ayu itu lama-lama. Kemudian mengangkat kameranya, memutar sutter speednya, diafragma, setelah pas ia membidiknya. Sepasang ombak yang berkejaran di hadapannya. Ia abadikan.

“Kakak tahu dek. Aku sebenarnya mencintaimu. Tak ada perempuan lain. Tapi, hidup terasa jauh. Ketika aku mengembara ke setiap hutan-hutan dan gunung. Sedangkan engkau, laut. Terbiasa mendengar ombak. Kita terpisah ribuan kilometer. Benar-benar sepi. Kukira, aku mencintai sepi. Dimana Alloh senantiasa terasa dalam jiwaku. Memelukku pada hening malam. Penuh bintang-bintang. Kadang rembulan.” Ia meletakkan kembali kameranya ke tas ranselnya yang kecil. Perempuan itu, menyorot punggung si lelaki. Yang menjadi kenangan. Yang mengajarinya tentang cinta. Pada suatu ketika ia masih belia.

“Kak, jika benar engkau mencintaiku. Kenapa tidak lantas menemuiku. Menjemputku dan kita menikah. Bukan dengan cara seperti ini. Hari ini pun aku bimbang. Harus menganggapmu apa. Bahkan engkau tak bersedia menatap kembali wajahku. Sedetik pun.” Wajahnya berlinang airmata. Ia menangis. Entah kenapa ia seperti ini. Yang ia sadari, ia adalah makhluk lemah. Kadang kala pikirannya tertutupi khayalan bernama cinta.

“Maafkan kakak dek. Tidak sepantasnya aku sebagai kakakmu seperti itu. Membuatmu menunggu. Sayang ketika kakak akan datang kudengar kabar engkau telah dikhitbah orang. Tak mungkin aku mendatangimu. Pantang aku merebut hak orang. Adalah haram hukumnya bagi laki-laki yg mendatangi perempuan untuk mengkitbah sedangkan ia sudah dikitbah orang lain. Apa lagi ia saudaraku seiman. Aku tidak diijinkan pergi turun gunung oleh ibuku. Bagi kakak, titah ibu adalah perintah Alloh.” Laki-laki itu terdiam sejenak. Memikirkan sesuatu. Sebuah kata-kata yang hendak ia sampaikan. Sebuah beban, sebuah kenyataan. Benar-benar pahit.

“Ketahuilah. Aku mencintaimu dek. Sampai kapan pun. Aku yakin, jika hari ini sampai selanjutnya kita takkan pernah bertemu. Maka di syurga kelak kita akan bertemu. Itu pun bila kebaikan kita lebih berat dari dosa kita. Tapi, kakak mohon maaf. Cintaku tak sebesar dulu. Apalagi seluas suamimu.”

“Kenapa kak? Apakah ada yang salah?” Perempuan itu menjerit tertahan. Ia tidak ingin suaranya didengar orang-orang yang menjadi pengunjung pantai selatan parang tritis itu..

“Hidup tidak sekadar cinta dek. Ada yang lebih dari itu. Sebuah proses. Jika kau telah mengalaminya berkali-kali pasti mengerti. Aku takkan menjawab pertanyaanmu. Justru akulah yang ingin menanyakan sesuatu padamu. Jika diberi dua pilihan, manakah yang engkau pilih? Dan kenapa? Yaitu: menikahi orang yang dicintai atau mencintai orang yang dinikahi.”

“Adek tidak tahu kak. Bila jawaban itu begitu penting buatmu, maka adek lebih memilih opsi pertama. Kakaklah yang adek harapkan menjadi imamku. Pembimbingku, penguat jiwaku. Cahaya hatiku. Percayalah!”

“Ya. Sepenuhnya aku percaya padamu. Sayang sekali dek, untuk saat ini pilihan itu kurang tepat. Kau tahu? Keluarga lebih penting. Bukan ambisi pribadi. Jangan kau rusakkan hati dengan masa lalu kita. Toh, aku tetap kakakmu. Meski tidak seakrab dulu.”

Hati perempuan berjilbab itu makin perih. Tapi ia sadar, kata-kata kakaknya ada benarnya. Karena status sekarang adalah seorang ibu. Ummi dari dua mujahid kecil yang lucu-lucu.

“Dek, jika ingin sempurna kebahagiaanmu. Maka pilihlah opsi kedua. Cintailah orang yang menikahimu. Maka, opsi pertama akan muncul setelahnya. Insya Alloh barakah. Karena kakak yakin, Alloh pasti memberikan kemudahan untukmu. Biarlah kakak mengarungi hidup sendiri. Bagiku, kau takkan terhapus waktu. Adekku satu-satunya, inspirasiku. Puisi Illahiku. Pulanglah ke suamimu. Sampaikan maafku dan salam padanya.”

Lelaki itu mencoba menghibur perempuan yang sekian lama menjadi adiknya. Ia sedih. Bahkan lebih sedih dan sakit daripada perempuan itu. Tapi ia tidak mau berlarut-larut dalam kisah melankolis yang membabat ulu hatinya. Baginya, ia bahagia sendirian. Ia merasa cukup dengan kesunyian. Dengan Alloh di hamparan alam. Dimana ia berjuang sendirian dalam dinginnya udara gunung dan terjalnya batu cadas tebing perbukitan.

Perempuan itu lantas berbalik. Beberapa detik kemudian, laki-laki lain mendatanginya. Perempuan itu lantas memeluknya. Pedih, dan ia ingin menangis keras. Tak peduli didengar para pengunjung pantai. Bahkan, ia tak peduli lagi dengan laki-laki tadi yang dianggap kakaknya.

“Bagaimana, istriku. Sudah puas main di pantainya? Sudahlah jangan dipikirkan lagi. Mari kita pulang. Anak-anak sudah menunggu dirumah.” Dua orang itu lantas lenyap perlahan. Ditelan ombak yang menutupi gerak-gerik kapal yang ditumpanginya. Menanggalkan jejak masa lalu. Meninggalkan kenangan lelaki itu.

Lelaki yang ditinggal sendirian terpaku menatap lautan luas. Hatinya sedih dan terenyuh. Sebutir kristl bening mengambang disudut matanya. Ia bahagia melihat orang yang dulu dicintainya kini telah menemukan pelabuhan hati yg sebenarnya. Sedangkan dirinya..?

“ Aku cukup bahagia dengan kesendirianku bersama Allah. Aku tidak ingin mengalahkan cintaku kepadaNya. Jika Dia mengambil cinta itu dariku, itu berarti Dia ingin aku lebih dan lebih mencintaiNya. Allah..hanya engkau yang aku cintai, diatas segalanya..” kemudian ia melangkah tegap meninggalkan pantai itu. Pergi dengan keyakinan dan azzam yang kuat bahwa cinta kepada Allah tidak akan menimbulkan sakit hati di batinnya meskipun orang yang ia cintai sudah menjadi milik orang lain. Dan kini ia sudah membuktikannya sendiri, tidak ada yang namanya patah hati jika kita menempatkan Allah ditempat yg tertinggi di hati kita.

Barakallahufikum..jabat erat dan salam hangat
Wassalamualikum
----------------------
Shared by: Icha

Minggu, 24 Oktober 2010

Hujan asam

Hujan yang normal seharusnya adalah hujan yang tidak membawa zat pencemar dan dengan pH 5,6. Air hujan memang sedikit asam karena H2O yang ada pada air hujan bereaksi dengan CO2 di udara. Reaksi tersebut menghasilkan asam lemah H2CO3 dan terlarut di air hujan. Apabila air hujan tercemar dengan asam-asam kuat, mak pH-nya akan turun dibawah 5,6 maka akan terjadi hujan asam. Hujan asam sebenarnya dapat mencegah global warming, gas buang seperti SO2 penyebab hujan asam mampu memantulkan sinar matahari keluar atmosfer bumi sehingga dapat mencegah kenaikan temperatur bumi. Akan tetapi, efek samping dari hujan asam menghasilkan kerusakan lingkungan yang lebih parah dibandingkan global warming. Sebenarnya “hujan asam” merupakan istilah yang kurang tepat untuk menggambarkan jatuhnya asam-asam dari atmosfer ke permukaan bumi. Istilah yang lebih tepat seharusnya adalah deposisi asam, karena pengendapan asam dari atmosfir ke permukaan bumi tidak hanya melalui air hujan tetapi juga melalui kabut, embun, salju, aerosol bahkan pengendapan langsung. Istilah deposisi asam lebih bermakna luas dari hujan asam.

Sejarah

Fenomena hujan asam mulai dikenal sejak akhir abad 17, hal ini diketahui dari buku karya Robert Boyle pada tahun 1960 dengan judul “A General History of the Air“. Buku tersebut menggambarkan fenomena hujan asam sebagai “nitrous or salino-sulforus spiris“.
Selanjutnya revolusi industri di Eropa yang dimulai sekitar awal abad ke 18 memaksa penggunaan bahan bakar batubara dan minyak sebagai sember utama energi untuk mesin-mesin. Sebagai akibatnya, tingkat emisi precursor (faktor penyebab) dari hujan asam yakni gas-gas SO2, Nox dan HCl meningkat. Padahal biasanya precussor ini hanya berasal dari gas-gas gunung berapi dan kebakaran hutan.
Istilah hujan asam pertama kali digunakan oleh Robert Angus Smith pada tahun 1872 pada saat menguraikan keadaan di Menchester, sebuah daerah industri di Inggris bagian utara. Smith menjelaskan fenomena hujan asam pada bukunya yang berjudul “Air and Rain: The Beginnings of Chemical Technology“.
Masalah hujan asam dalam skala yang cukup besar pertama terjadi pada tahun 1960-an ketika sebuah danau di Skandinavia meningkat keasamannya hingga mengakibatkan berkurangnya populasi ikan. Hal tersebut juga terjadi di Amerika Utara, pada masa itu pula banyak hutan-hutan di bagian Eropa dan Amerika yang rusak. Sejak saat itulah dimulai berbagai usaha penaggulangannya, baik melalui bidang ilmu pengetahuan, teknis maupun politik.
Pada tahun 1970 US mulai mengontrol emisi SO2 dan Nox dengan peraturan pemerintah Clean Air Act. Peraturan ini menentukan standar polutan dari kendaraan bermotor dan industri. Pada tahun 1990 Congress menyetujui amandemen untuk lebih memperketat kontrol emisi yang menyebabkan hujan asam. Amandemen tersebut tercatat mempu mengurangi pengeluaran SO2 dari 23,5 juta ton menjadi sekitar 16 juta ton. US juga merencanakan untuk mengurangi emisi Nox hingga 5 juta ton pada tahun 2010.
acid rain process
Proses deposisi asam melalui air hujan

Pembentukan Asam di Atmosfer

Deposisi asam terjadi apabila asam sulfat, asam nitrat, atau asam klorida yang ada do atmosfer baik sebagai gas maupun cair terdeposisikan ke tanah, sungai, danau, hutan, lahan pertanian, atau bangunan melalui tetes hujan, kabut, embun, salju, atau butiran-butiran cairan (aerosol), ataupun jatuh bersama angin.
Asam-asam tersebut berasal dari prekursor hujan asam dari kegiatan manusia (anthropogenic) seperti emisi pembakaran batubara dan minyak bumi, serta emisi dari kendaraan bermotor. Kegiatan alam seperti letusan gunung berapi juga dapat menjadi salah satu penyebab deposisi asam. Reaksi pembentukan asam di atmosfer dari prekursor hujan asamnya melalui reaksi katalitis dan photokimia. Reaksi-reaksi yang terjadi cukup banyak dan kompleks, namun dapat dituliskan secara sederhana seperti dibawah ini.

Pembentukan Asam Sulfat (H2SO4)

Gas SO2, bersama dengan radikal hidroksil dan oksigen melalui reaksi photokatalitik di atmosfer, akan membentuk asamnya.
SO2 + OH -> HSO3
HSO3 + O2 -> HO2 + SO3
SO3 + H2O -> H2SO4
Selanjutnya apabila diudara terdapat Nitrogen monoksida (NO) maka radikan hidroperoksil (HO2) yang terjadi pada salah satu reaksi diatas akan bereaksi kembali seperti:
NO + HO2 -> NO2 + OH
Pada reaksi ini radikal hidroksil akan terbentuk kembali, jadi selama ada NO diudara, maka reaksi radikal hidroksil akan terbantuk kembali, jadi semakin banyak SO2, maka akan semakin banyak pula asam sulfat yang terbentuk.

Pembentukan Asam Nitrat (HNO3)

Pada siang hari, terjadi reaksi photokatalitik antara gas Nitrogen dioksida denan radikal hidroksil.
NO2 + OH -> HNO3
Sedangkan pada malam hari terjadi reaksi antara Nitrogen dioksida dengan ozon
NO2 + O3 -> NO3 + O2
NO2 + NO3 -> N2O5
N2O5 + H2O -> HNO3
Didaerah peternakan dan pertanian akan concong menghasilkan asam pada tanahnya mengingat kotoran hewan banyak mengandung NH3 dan tanah pertanian mengandung urea. Amoniak di tanah semula akan menetralkan asam, namun garam-garam ammonia yang terbentuk akan teroksidasi menjadi asam nitrat dan asam sulfat. Disisi lain amoniak yang menguap ke udara dengan uap air akan membentuk ammonia hingga memungkinkan penetralan asam yang ada di udara.

Pembentukan Asam Chlorida (HCl)

Asam klorida biasanya terbentuk di lapisan stratosfer, dimana reaksinya melibatkan Chloroflorocarbon (CFC) dan radikal oksigen O*
CFC + hv(UV) -> Cl* + produk
CFC + O* -> ClO + produk
O* + ClO -> Cl* + O2
Cl + CH4 -> HCl + CH3
Reaksi diatas merupaka bagian dari rangkaian reaksi yang menyebabkan deplesi lapisan ozon di stratosfer. Perbandingan ketiga asam tersebut dalam hujan asam biasanya berkisar antara 62 persen oleh Asam Sulfat, 32 persen Asam Nitrat dan 6 persen Asam Chlorida.

Pulau Jawa memiliki tingkat emisi penyebab hujan asam tertinggi di Indonesia, terutama disebabkan oleh sebagian besar kegiatan perekonomian yang terpusat di pulau ini. Pada tahun 1989, tingkat precursor SOx di Indonesia mencapat 157.000 ton per tahun, sedangkan NOx mencapai 175.000 ton per tahun. Kota Surabaya pada tahun 2000 tercatat mengemisikan 0,26 ton SO2 dan 66,4 ton NOx ke udara dari berbagai sumber pencemar.

Pengendalian pemanasan global

Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.
Kerusakan yang parah dapat di atasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.

Dampak pemanasan global

Nah, sekarang akibatnya itu antara lain...

Iklim Mulai Tidak Stabil

Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.

Penyebab pemanasan global

Penyebabna teh, nyaeta:

Efek rumah kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

Pemanasan global

Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Sabtu, 23 Oktober 2010

Benua Antartika dan Keadaan Alamnya

Di dunia ini memiliki 6 Benua secara keseluruhan, yaitu Benua Asia, Amerika, Eropa, Afrika, Australia dan Benua Antartika alias Kutub Selatan. Keenam benua tersebut memiliki batas wilayah / perbatasan antar benua, untuk mengetahui lebih lanjut perbatasan benua silahkan baca : 
Daerah Kutub Selatan merupakan benua yang dikenal sebagai Benua Antartika. Benua Antartika merupakan dataran tinggi yang yang berupa gumpalan es atau gunung es dengan ketebalan rata-rata 2.200 m. Disekitar Benua Antartika tersebar ribuan pulau.

Jenis – Jenis Air

JENIS – JENIS AIR
Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Tanpa air manusia, hewan dan tanaman tidak akan dapat hidup. Air di bumi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Air Tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah. Air tanah dapat kita bagi lagi menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis.
a. Air Tanah Preatis
Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air / impermeable.
b. Air Tanah Artesis
Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara dua lapisan kedap air.
2. Air Permukaan
Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain sebagainya. Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Perairan Darat
Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti rawa-rawa, danau, sungai, dan lain sebagainya.
b. Perairan Laut
Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya seperti air laut yang berada di laut.

Jenis-jenis Tanah

Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
2. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.

Macam-macam hutan yang ada di Indonesia

Macam/Jenis Hutan Di Indonesia Dan Fungsi Hutan Untuk Kehidupan Di Muka Bumi Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki hutan yang luas di dunia. Luas hutan tersebut dulu mencapai 113 juta hektar dan terus berkurang drastis akibat kebodohan oknum pemerintah dan penjahat yang selalu haus uang dengan membabat dan menggunduli hutan demi mendapat keuntungan yang besar tanpa melihat dampak bagi lingkungan global.
Berikut di bawah ini adalah pembagian macam-macam / jenis-jenis hutan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia disertai arti definisi dan pengertian :
1. Hutan Bakau
Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di daerah pantai berlumpur. Contoh : pantai timur kalimantan, pantai selatan cilacap, dll.
2. Hutan Sabana
Hutan sabana adalah hutan padang rumput yang luas dengan jumlah pohon yang sangat sedikit dengan curah hujan yang rendah. Contoh : Nusa tenggara.